Tuesday, April 27, 2010

model komunikasi pembangunan

A. Latar Belakang Masalah
Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak sistem demokrasi nampaknya perlahan sudah mulai terasakan. Kebebasan untuk menyatakan suatu pendapat serta keterbukaan antara pemerintah dan rakyat merupakan salah satu bentuk kemajuan sistem demokrasi di Indonesia. Dicetuskannya otonomi daerah dalam UU No.22/1999 di Indonesia, boleh dikatakan membawa sedikit keleluasaan bagi suatu daerah yang ketika itu merasa terkekang oleh sistem sentralistik. Meskipun tidak begitu sepenuhnya tetapi paling tidak salah satu manfaat positifnya adalah diberikannya kesempatan atau kewenangan bagi suatu pemerintah daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai cita – cita dan keinginan daerah itu sendiri.
Sebagaimana yang terjadi pada lingkup lokal seperti kabupaten Bojonegoro. Dalam menjalankan mekanisme sistem otonomi daerah, terlebih di ueforia era reformasi saat ini pemerintah setempat selaku pembuat kebijakan, utamanya dalam tataran proses pembangunan dan pengelolaan daerah, diharapkan dapat mengambil langkah yang strategis dan pro terhadap rakyat. Situasi seperti ini mungkin menjadi tantangan bagi pemerintah akan tetapi justru dengan tantangan itu paling tidak dapat menjadi motivasi untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam merumuskan suatu kebijakan. Artinya, pemerintah mempunyai tanggung jawab lebih besar dalam menentukan arah kemajuan pembangunan Bojonegoro ke depan.
Sikap keterbukaan dan diiringi komitmen kuat upaya pemerintah dalam menggali dan memaksimalkan segala potensi yang ada, perlahan saat ini aspek pembangunan daerah Bojonegoro mulai lebih terlihat, terlebih seiring dengan dimulainya eksploitasi minyak mentah, terutama di blok Cepu. Kabupaten ini menjadi sorotan banyak pihak dan di kenal salah satu daerah yang termasuk memiliki anugerah potensi Sumber Daya Alam (SDA) berupa lahan minyak mentah yang cukup luar biasa, oleh karenanya sesuatu yang sangat wajar apabila pemerintah dan masyarakat Bojonegoro lebih mendambakan hasil pengelolaan SDA ini yang nantinya dapat dijadikan bagian modal utama dalam rangka membangun daerahnya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Baik secara suprastruktur maupun infrastruktur, namun yang paling penting adalah dapat menciptakan stabilitas sosial ekonomi masyarakat.
Persoalan pembangunan pada prinsipnya adalah menyangkut nasib kehidupan seluruh lapisan masyarakat, maka idealnya kebijakan yang telah ditetapkan perlu diketahui oleh publik agar tidak terjadi kesalahpahaman (miiscommunication) antara pihak yang memerintah dan diperintah. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak bisa dikesampingkan sebab di tengah lapisan masyarakat yang heterogen terdapat sistem – sistem sosial yang condong memiliki sikap aktif dan senantiasa mengawal proses jalannya suatu roda pemerintahan. Khalayak pada dasarnya sama sekali tidak bersifat pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling berhubungan tetapi juga dapat saling dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.
Perlu dipahami, bahwa esensi dari pada pembangunan merupakan suatu proses. Jadi selama proses itu berlangsung, maka akan terjadi interaksi yang melibatkan beberapa elemen – elemen sistem sosial yang dapat mempengaruhi bagaimana jalannya proses pembangunan tersebut. Agaknya, semua ini tidak lepas dari peran komunikasi. Sama halnya dengan esensi pembangunan. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
Dari sedikit pengertian mengenai komunikasi diatas dapat dipahami bahwa eksistensi komunikasi dalam menunjang proses pembangunan sangat dibutuhkan. Terutama dalam bidang penyampaian informasi atau sosialisasi kebijakan serta interaksi pemerintah dengan masyarakat. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat mengeluarkan segala ide maupun keluhan yang menyangkut permasalahan daerah.
Sosialisasi kebijakan merupakan langkah bijak untuk menginformasikan suatu progam kepada masyarakat. Perumusan kebijakan dengan didasari ide – ide kreatif, inovatif, dan kemudian dilanjutkan dengan cara sosialisasi yang tepat itulah yang nantinya diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari pada proses pembangunan. Informasi – informasi yang menyangkut suatu kebijakan terutama tentang konsep pembangunan sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi jika kebijakan tersebut bersifat baru.
Setiap pembangunan pasti akan selalu menghadapi masalah, demikian juga dalam proses pembangunan daerah. Masalah secara umum dapat disebutkan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kondisi negatif, sehingga terjadi ketidakpuasan. Dalam hubungan dengan pembangunan daerah, permasalahan bisa diketahui melalui keluhan – keluhan masyarakat. Di sini terdapat apa perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain, keluhan timbul sebagai pernyataan tidak terpenuhinya kepentingan seseorang atau suatu kelompok dalam masyarakat. Di mana partisipasi masyarakat dianggap suatu yang paling penting.
Langkah pemerintah kabupaten Bojonegoro saat ini menjadi salah satu aktifitas yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ini. Dimana pemerintah telah memberikan akses terciptanya komunikasi partisipatif bagi masyarakat untuk secara bersama menyelesaikan permasalahan – permasalahan terutama menyangkut hal pembangunan. Yaitu, dengan menggelar acara dialog interaktif antara pihak pemerintah dan masyarakat yang diselenggarakan setiap satu minggu sekali dengan disiarkan secara langsung oleh media massa khususnya melalui sarana saluran radio lokal setempat. Eksistensi seperti media massa, disini jelas sangat dibutuhkan sebagai saluran guna membantu penyebaran arus pesan atau informasi yang akan tersebar di khalayak. Pada dasarnya banyak model – model komunikasi yang dijadikan sebagai sarana penyebaran informasi atau sosialisasi namun tidak semua model komunikasi bisa berjalan secara efektif.
Melihat peristiwa tersebut peneliti tangkap bahwa dialog tersebut merupakan salah satu gejala dan bentuk upaya pemerintah dalam menggunakan model komunikasi untuk mensosialisasikan kebijakan yang sekaligus melibatkan peran serta masyarakat untuk merumuskan konsep baru dalam konteks pembangunan yang akan diterapkan. Selain itu dalam komunikasi pembangunan yang di utamakan adalah kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat.
Berangkat dari fenomena diatas yang mendasari peneliti ingin mengkaji lebih dalam dan rasanya cukup beralasan untuk mengetengahkan model komunikasi difusi inovasi serta teori yang sekiranya masih relevan guna mengetahui model komunikasi pembangunan kaitannya dengan upaya pemerintah kabupaten Bojonegoro dalam mensosialisasikan kebijakan kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari ilustrasi atau latar belakang singkat yang di uraikan diatas, maka permasalahan yang urgen perlu dirumuskan adalah sebagai berikut :
Bagaimana model komunikasi pembangunan dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah kabupaten Bojonegoro kepada masyarakat?


C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model komunikasi pembangunan dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah kabupaten Bojonegoro kepada masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis sebagai sarana untuk mengembangkan dan untuk menambah khazanah ilmu komunikasi khususnya dalam memahami tentang model komunikasi dalam konteks pembangunan.
2. Manfaat praktis
Secara praktis memberi sumbangan pengetahuan kepada segenap pihak di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, khususnya model komunikasi dalam hal sosialisasi kebijakan pembangunan kepada masyarakat.
E. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan penjelasan singkat tentang sejumlah gejala dan fakta yang ada agar tidak terjadi salah pemahaman tentang konsep yang diajukan. Dalam hal ini konsep – konsep yang dipergunakan itu biasanya dipahami dan dimengerti oleh penyusun sendiri.
Adapun beberapa definisi konsep yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut :


1. Sosialisasi
Istilah kata sosialisasi tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Pemakaian kata ini biasanya sering kita dengar terutama terkait dengan adanya suatu program dari suatu pihak atau lembaga (pemilik program) untuk disampaikan ke pelaksana program yang akan direalisasikan. Sosialisasi adalah pendekatan yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Dengan kata lain, sosialisasi merupakan bentuk upaya menyebarluaskan informasi kepada khalayak atau masyarakat luas. Hal itu dimaksudkan agar khalayak dapat menerima dan memahami isi dari pada informasi tersebut. Pada sisi teknisnya, sosialisasi dapat dilakukan dengan beragam model atau cara agar sosialisasi tersebut berjalan sesuai harapan dan seefektif mungkin.
2. Kebijakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dalam konteks hubungan pemerintahan dan masyarakat biasanya disebut dengan istilah kebijakan publik.
Harrold Lasswell dan Abraham Kaplan berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai – nilai, dan praktik – praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Penjelasannya, bahwa pengambil kebijakan telah memilih untuk menjalankan suatu kebijakan dikarenakan dalam kebijakan tersebut berisi nilai – nilai serta praktika sosial di masyarakat yang kemudian dipilih untuk dilaksanakan demi terwujudnya suatu tujuan.
3. Pembangunan
Dalam pengertian sehari – hari yang sederhana, dapatlah disebut bahwa pembangunan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Namun untuk suatu pembahasan yang berlatar belakang ilmiah, tentu harus diusahakan suatu pengertian yang kurang lebih menggambarkan apa yang dimaksud sebagai pembangunan, yang secara umum dapat diterima oleh mereka yang ikut membahasnya.
Dalam tulisan – tulisan mengenai pembangunan, pengertian – pengertian berikut ini biasanya selalu dikaitkan dalam menyusun suatu definisi pembangunan yaitu : modernisasi, perubahan sosial, industrialisasi, westernisasi, pertumbuhan (growth), dan evolusi sosio – kultural. Sebagian besar dari istilah tersebut walaupun memang ada gunanya dalam menyusun pengertian mengenai pembangunan untuk keperluan yang berbeda – beda, tapi terasa kurang sesuai dengan apa yang sesungguhnya dimaksudkan sebagai pembangunan. Menurut Frey, pengertian pengertian pertumbuhan (growth) terasa terlalu luas, sedangkan industrialisasi, terlalu sempit. Begitu pun dengan istilah westernisasi, yang terasa bersifat pariokal (sempit wawasannya) dan meragukan. Yang paling populer di antara semuanya adalah istilah modernisasi dan pembangunan, yang menyebabkan kedua istilah itu seringkali dianggap merupakan sinonim satu dengan yang lainnya.
Rogers (1969, 1971) mengartikan pembangunan sebagai proses – proses yang terjadi pada level atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi menunjuk pada proses yang terjadi pada level individu. Yang paling sering, kalaupun pengertian kedua istilah tersebut dibedakan, maka pembangunan dimaksudkan yang terjadi di bidang ekonomi, atau lebih mencakup seluruh proses yang analog dan seiring dengan itu, dalam masyarakat secara keseluruhan.
4. Model Komunikasi Pembangunan
Model secara sederhana adalah “gambaran” yang dirancang untuk mewakili kenyataan. Sedangkan komunikasi dan pembangunan dua hal yang saling berkaitan. Yang dimaksud model adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komunikasi lainnya. Penyajian model ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang kepada khalayak guna mengubah sikap, pandangan atau perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan oleh seluruh rakyat.
Dalam arti luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal – balik diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya cara, serta tehnik penyampaian gagasan, dan ketrampilan – ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Dengan demikian, dalam penelitian ini konsep dari model komunikasi pembangunan adalah gambaran mengenai proses komunikasi dalam suatu kegiatan proses pembangunan agar dapat diketahui bahwa melalui model komunikasi bisa dilihat faktor – faktor yang terlibat dalam proses komunikasi pada sebuah kegiatan sosialisasi kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintahan kabupaten Bojonegoro kepada masyarakat.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam pemaparan skripsi ini dibagi menjadi lima bab pembahasan yang disusun secara sistematik. Adapun pokok pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang penjelasan istilah meliputi, kajian pustaka, penjelasan mengenai sosialisasi, kebijakan, model komunikasi, teori – teori yang sekiranya berkaitan, dan penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis data, sumber data, tahap – tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini, peneliti membagi dalam dua subbab, Pertama, berisi tinjauan tentang penyajian data yang meliputi gambaran lokasi penelitian, gambaran umum objek penelitian serta memaparkan fakta dan data penelitian. Kedua, berisi tinjauan analisis data yang memaparkan hasil temuan berupa data. Dari hasil temuan tersebut dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang kemudian di konfirmasikan dengan teori – teori yang relevan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

No comments:

Post a Comment